Jumat, 25 Februari 2011

Ketika Cinta Tiba

Doakanlah aku di sholat malammu,Rembulan di langit hatiku. Saat ini usia saya sudah menginjak umur 23 tahun. Sebagai seorang laki-laki, tentu saja sudah harus bersiap-siap untuk menyongsong kehidupan baru menuju mahligai pernikahan. Sebuah fase kehidupan yang menurut cerita teman-teman begitu indah dan mengasyikkan. Dan kini, “provokasi” kearah pernikahan itu begitu gencar dihembuskan oleh teman-teman saya. Saya menghargainya, tapi saya tetap punya rencana tersendiri kapan waktunya.Jangan ditanya, apakah saya tidak ingin cepat-cepat menikah. Terus terang, saya ingin menyegerakannya karena itulah jalan untuk menggenapkan separuh dien. Dan saya yakin, para lelaki lainnya juga berpikiran begitu, tak jauh beda dengan saya.


Siapa yang tidak ingin segera berjihad, berkarya dan berdakwah bersama belahan hatinya.Kadang, ada yang meledek “Kapan kamu menikah”. Ketika mendapati pertanyaan semacam ini, saya hanya tersenyum saja. Rumusnya begitu. Tak perlu ditanggapi berlebihan, apalagi dengan rasa amarah. Tak ada gunanya. Lebih baik, pendam diam-diam dalam hati, sambil serius untuk melangkahkan kakinya menuju pernikahan itu. Kalau memang sudah siap, itulah saatnya “Ucapkan Cinta”.Tapi, bagaimana ketika cinta itu datang tiba-tiba dan kita belum siap (ini berlaku untuk para lelaki). Kalau belum siap untuk menikah, sangat rawan kalau kita ucapkan cinta. Saya tidak tahu bagaimana perasaan seorang perempuan kalau harus menunggu dalam penantian.Sobat. Yang terpenting bagi kita saat ini adalah berbuat yang terbaik untuk diri dan lingkungan sekitar kita. Jangan ucapkan cinta kalau kita belum siap. Lebih baik, menyibukkan diri dulu dengan aktivitas yang bermanfaat sekaligus menyiapkan bekal yang cukup untuk menyambut “bidadari itu”. Kalau saatnya sudah tepat, baru ucapkan cinta. Percayalah, dengan cara seperti ini, insyallah kita akan bisa meraih impian-impian kita.Jangan terlena dengan bayangan-bayangan yang masih semu. Sekarang saatnya kita berbuat yang terbaik, dan bekerja maksimal sepanjang yang kita bisa. Insyallah, ketika kita serius dalam menjalani hidup dengan niat suci. Insyallah, Allah SWT akan memberikan yang terbaik pula kepada hambanya.


Mengenai siapa jodoh kita, hal itu tak begitu penting. Yang terpenting adalah visi yang sama, karena itulah yang akan menyatukan dua insan menuju karya-karya besar dan kelanggengan hidup. Kemudian, bagi para perempuan sholehah, bersabarlah. Karena kesabaran terbukti membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka. Kalau memang tak kuasa menahan kesabaran. Contohlah Khatijah, dengan begitu, Insyallah akan manis akhirnya. (Yon's Revolta)

Ibu..Ayah...Tolong Bacakan Aku Buku

by Smart Parenting, by Bunda Arifah Handayani on Saturday, 19 February 2011 at 22:16

Otak anak mempunyai satu triliun sel otak, dan bertriliun-triliun sambungan antarsel syaraf otak. Bila tidak distimulasi sejak dini, sambungan ini akan musnah. Layaknya daun di musim gugur, potensi mereka pun akan berguguran. Ibu adalah guru pertama bagi anak tanpa bermaksud mengecilkan peran bapak dalam pilar sebuah keluarga.Namun, dalam realitas yang ada, ibulah yang mengandung, melahirkan, menyusui dan lebih banyak menapaki hari, bulan dan tahun-tahun pertama kehidupan anak. Hari buku diperingati setiap 23 April yang berdekatan dengan Hari Kartini tanggal 21 April. Wanita Indonesia diingatkan mengenai emansipasi wanita yang diperjuangan oleh RA Kartini.


Dalam menyuarakan emansipasi wanita, tentunya Kartini pun ingin wanita mempunyai peran strategis dalam mencerdaskan bangsa. Meski 'hanya' dilakukan dari lingkup terkecil masyarakat, yaitu keluarga, peranannya menjadi pondasi bagi maju-mundurnya sebuah bangsa. Ibu sebagai wanita Indonesia, diharapkan menjadi pencetak generasi cerdas dan berbudi yang akan mengangkat derajat bangsa Indonesia.


Barangkali, begitulah harapan Kartini dan juga harapan seluruh anak negeri ini. Tantangan zaman semakin menggila. Problema kehidupan kian hari semakin berat. Anak yang terlahir suci penuh potensi, membutuhkan ibu seperti yang diharapkan Kartini. Ibu yang betul-betul menyadari tugas mulianya, mengantarkan anak menjadi manusia tangguh dan gemilang di masa datang. Ibu yang memahami hal ini akan berusaha mengembangkan potensi otak anak dengan berbagai cara.


Para ahli menyebutkan bahwa cara optimal mengembangkan potensi itu adalah dengan selalu merangsang kelima panca inderanya. Banyak hal yang dapat dilakukan. Namun sesungguhnya membacakan buku sejak dini pada anak merupakan cara paling mudah. Anak belajar dari apa yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Kelima panca indranya merespon dan otak meyerap semua informasi yang diterima.


Sebagai contoh, anak yang terbiasa mendengar kata-kata kotor, akan meniru dan mengucapkannya. Anak yang dibiasakan jajan akan selalu meminta jajan. Anak yang diajarkan menjaga kebersihan tidak akan tinggal diam melihat sampah. Dan anak yang dibacakan buku, akan meminta buku. Membacakan buku juga dapat menjadi obat. Buku dapat meringankan anak yang sedang sakit dan menidurkan anak yang tidak mau tidur. Buku menjadi seperti susu. Anak akan selalu meminta dan meminta lagi.


Saat anak memasuki usia sekolah, ibu tak perlu lagi bersusah payah menyuruh anak belajar atau membaca buku, karena anak telah mencintai buku. Buku memuaskan rasa ingin tahunya yang besar. Usia balita (bawah lima tahun) disebut-sebut sebagai the golden age, usia keemasan seorang manusia. Penelitian mengenai otak manusia belakangan ini telah menunjukkan bahwa perkembangan intelektual otak berkembang pesat menjadi 50 persen potensi otak dewasa pada empat tahun pertama sejak anak dilahirkan.

Usia empat tahun hingga delapan tahun bertambah 30 persen, selanjutnya hingga 18 tahun bertambah 20 persen.Hal ini menunjukkan bahwa stimulasi otak yang dilakukan pada empat tahun pertama kehidupan seorang anak akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan. Dalam buku Otak Kanak-Kanak yang ditulis oleh J Madeleine Nash disebutkan, ilmuwan telah membuktikan kenyataan yang menakjubkan mengenai otak anak.

Kualitas otak anak sangat ditentukan oleh tiga tahun pertama kehidupannya. Ilmuwan telah dapat mendengarkan suara hiruk-pikuk berkembangnya sel-sel syaraf otak dalam otak janin yang baru berusia 10 atau 12 minggu sesudah pembuahan. Saat kelahiran, otak memiliki satu triliun sel otak. Tidak lama setelah kelahiran, otak bayi menghasilkan bertriliun-triliun sambungan (sinapsis) antarneuron yang banyaknya melebihi kebutuhan. Proses inilah yang membentuk pengalaman dan akan dibawanya seumur hidup.


Melalui suatu proses, otak akan memusnahkan sambungan yang jarang digunakan atau yang tidak pernah digunakan. Banyaknya pengalaman indra yang didapat akan menentukan sambungan mana yang dipertahankan dan mana yang berguguran. Sambungan yang berlebih dalam otak anak akan berguguran secara drastis sebelum usia 10 tahun. Jadi, yang menetap adalah otak dengan pola emosi dan pikiran individual anak, yang terbentuk dari pengalaman kehidupan sebelumnya.

Sambungan-sambungan baru memang terus terbentuk seumur hidup, dan orang dewasa selalu memelihara sambungan itu dengan membaca dan belajar. Namun otak tidak akan mampu menguasai kemahiran baru atau bangkit kembali dari kekeliruan semudah yang terjadi pada masa kanak-kanak. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman adalah arsitek utama otak. Anak yang sering distimulasi berulang-ulang dan bervariasi sejak dini, kaya akan pengalaman dan akan menghasilkan otak yang kaya pula.


Manfaat

Bila ibu mengabaikan masa keemasan ini, sama artinya dengan membiarkan potensinya terbuang. Ibu yang peduli tidak akan menyia-nyiakan sel-sel otak anak yang 'memohon' untuk diberi stimulasi. Merangsang kelima panca indra merupakan cara yang disarankan para ahli. Selalu mengajak anak berbicara, mendidiknya dengan penuh kasih sayang, mengajaknya bermain, bernyanyi, dan banyak hal dapat dilakukan oleh ibu. namun jangan lupakan aktivitas yang satu ini, membacakan buku.

Kegiatan ini sesungguhnya mudah dan dapat sekaligus merangsang kelima panca indra anak. Ketika anak dibacakan buku, matanya melihat gambar dan telinganya mendengar. Tentu saja indra penglihatan dan pendengaran anak akan selalu terstimulasi. Buku-buku khusus anak yang dapat digunakan untuk melatih perabaan dan penciuman telah tersedia di beberapa toko buku. Di Indonesia memang belum banyak, dan masalah biaya masih menjadi kendala. Namun hal ini bukanlah menjadi hambatan.

Misalnya, saat ibu membacakan buku tentang buah-buahan, ibu dapat mengambil buah yang asli dan menjelaskannya pada anak. Anak dapat merasakan tekstur buah, mencium, dan mencicipi rasanya. Seiring dengan bertambahnya usia anak, manfaat membacakan buku akan semakin terasa. Membacakan buku dapat meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) anak. Membacakan buku akan menjadi bekal yang berharga agar anak dapat menjadi manusia yang berkualitas di kala dewasa.


Para ahli pendidikan telah membuktikan bahwa satu-satunya cara yang paling berhasil untuk menanamkan kegemaran membaca pada anak adalah dengan membacakan buku selagi masih balita. Kegemaran membaca akan meningkatkan kemampuan membaca, dan meningkatkan kecerdasan intelektual. Mengapa? Karena menurut Laurel Schmidt dalam buku "Jalan Pintas Menjadi Tujuh Kali Lebih Cerdas", bahasa adalah sarana pemikiran tertinggi. Membacakan buku setiap hari akan selalu menambah kosa kata baru bagi anak.


Kekayaan kosa kata memperkaya pemikiran mereka. Anak akan menyerap berbagai pola kalimat. Mereka akan dapat berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit dengan lebih baik. Beragam buku yang dibaca akan memperluas wawasan pengetahuan anak. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual yang tinggi. Telah banyak diketahui bahwa kecerdasan emosi memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang.

Membacakan buku merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan emosi. Kegiatan membacakan buku sambil memeluk dan berbaring di tempat tidur, atau duduk di pangkuan ibu membuat anak merasa dicintai, aman dan nyaman. Kegiatan ini menjalin ikatan emosi yang hangat antara ibu dan anak sehingga dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan emosional anak di kemudian hari.

Buku-buku cerita tentang kelinci yang ketakutan, beruang marah, sedihnya anak ayam karena kehilangan induk, dan beragam dongeng yang dibaca membuat anak dapat merasakan serta mengenali berbagai emosi. Di kehidupan nyata anak akan menghubungkannya dengan isi cerita. Mereka akan dibantu untuk mengenali dan mengembangkan emosi dirinya. Kasus pembunuhan , kekacauan moral, tawuran, perkosaan, dan beragam kekerasan yang kian marak belakangan ini sungguh mengoyak hati .


Akankah anak-anak yang terlahir fitri harus turut kehilangan hati nurani? Membacakan buku dapat menjadi sebuah solusi. Mimi Doe dan Marsha Walch, dalam buku 'Sepuluh Prinsip Spiritual Parenting' nenyatakan bahwa anak-anak adalah makhluk spiritual. Mereka mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Spontanitas, kreativitas, dan kebebasan berpikir-berasa-bertindak mencirikan spiritualitas bawaan anak-anak.


Sebelum usia SMP, kemampuan membaca anak masih kurang dibanding kemampuan mendengar. Memulai pada anak yang lebih besar memang sulit. Terlebih lagi pengaruh televisi, play station, dan game-game yang notabene jauh lebih menarik. Tidak ada kata terlambat. Demi kecintaannya pada buku dan masa depan yang lebih baik, luangkanlah waktu. Kesabaran dan usaha keras tak pernah mengenal kata sia-sia.


sekarang, kalimatnya adalah.."anakku..yuuk kita baca bukuuuu.." :D


Sumber: Republika. 2004

###########

Isi tulisanna hampir sama dengan buku "cara menumbuhkan minat baca pada anak yang pernah ku baca", dan "mengapa surga ditelapak kaki ibu" buku ini oke banget cocok buat ibu2 muda he...sok teu nya kambuh he...

10 ALASAN UNTUK TIDAK MEMUKUL ANAK ANDA

1. Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari (penerjemah: memukul dlm bab ini disebutkan sbg spanking atau memukul bokong)



Ada sebuah cerita klasik mengenai seorang ibu yang meyakini bahwa memukul merupakan bagian penting dari disiplin. Sampai suatu hari ia mengamati putri kecilnya yang berusia 3 tahun memukul adik lelakinya yang berusia 1 tahun. Ketika ditanya putri kecilnya berkata, “Aku hanya pura pura menjadi ibu”. Ibu ini kemudian tidak pernah lagi memukul anak anaknya. Anak anak suka sekali menirukan, terutama orang orang yang mereka sayangi dan hormati. Mereka menganggap bahwa tidak apa apa untuk mmelakukan apapun yang anda lakukan. Sebagai orang tua ingatlah bahwa anda sedang membesarkan seseorang yang juga akan menjadi ibu atau ayah, atau menjadi seorang suami atau istri kelak. Teknik disiplin yang sama dengan yang anda terapkan pada anak anak yang paling mungkin mereka gunakan untuk mendidik anak anak mereka nantinya. Keluarga merupakan sebuah pelatihan untuk mengajari anak bagaimana untuk menangani konflik. Penelitian menunjukkan bahwa anak dari keluarga yang suka memukul lebih mungkin untuk menggunakan cara kekerasan untuk menangani konflik ketika mereka dewasa kelak.



Memukul menunjukkan bahwa sah sah saja seseorang memukul orang lainnya, Terutama bagi orang yang lebih besar untuk memukul mereka yang lebih kecil. Dan bagi mereka yang kuat untuk memukul yang lebih lemah. Anak anak belajar bahwa ketika anda memiliki masalah maka anda akan menyelesaikannya dengan pukulan. Seorang anak yang tingkah lakunya dikendalikan dengan pukulan cenderung untuk menggunakan cara ini untuk berinteraksi dengan saudara yang lain, teman sebaya, dan pada akhirnya pasangan juga keturunan.



Jika anda katakan, “Saya tidak memukul anak saya dengan keras, juga tidak terlalu sering. Lebih banyak waktu yang saya habiskan untuk menunjukkan cinta dan kasih saying saya. Sesekali pukulan di pantat tidak akan apa apa”. Logika ini berlaku bagi beberapa anak namun pada anak anak lain pesan memukul akan terekam kuat. Anda mungkin punya rasio antara memeluk dan memukul 100:1 di rumah, tapi anda melupakan resiko bahwa anak anda akan mengingat dan terpengaruh oleh satu pukulan itu ketimbang 100 pelukan. Terutama jika pukulan itu dilayangkan ketika sedang dilanda marah atau perasaan ketidakadilan, yang mana terlalu sering terjadi.



Hukuman fisik menunjukkan bahwa tidak apa apa untuk melampiaskan kemarahan dengan pukulan atau memukul orang lain karena bersalah. Inilah mengapa perilaku orang tua menjadi kesan yang sangat mendalam seperti pukulan itu sendiri. Bagaimana mengendalikan dorongan untuk memukul seseorang (mengendalikan pukulan) adalah satu hal yang sedang anda coba ajarkan pada anak anda. Dengan memukul maka ajaran ini sudah disabotase. Dalam panduan memukul pantat biasanya diberikan peringatan untuk tidak memukul dalam keadaan marah. Jika panduan ini ditaati maka 99% pemukulan tidak akan terjadi, karena sekali orang tua telah menenangkan diri maka ia bisa mengatasi masalah dengan metode yang tepat.



VERBAL DAN EMOSIONAL “MEMUKUL”



Pukulan secara fisik bukanlah satu satunya untuk melakukan kekerasan. Segala sesuatu yang kita sebut hukuman fisik berkaitan dengan hukuman verbal/ emosional juga. Makian dan nama panggilan yang buruk juga dapat lebih membahayakan anak secara psikologis. Pelecehan secara emosional dapat terjadi dengan sangat halus dan bahkan menohok. Ancaman untuk memaksa seorang anak bekerjasama dapat menyentuh pada hal yang paling ditakutinya = ditinggalkan (“Kalau gak nurut nanti mama tinggal lho!”). Seringkali ancaman akan ditinggalkan memberi pesan bahwa anda tidak tahan dengannya atau pukulan secara emosional (dengan membiarkan dia tau anda bahwa anda menarik cinta anda, menolak untuk berbicara kepadanya atau mengatakan anda tidak menyukainya jika melanjutkan untuk mengecewakan anda). Bekas luka dalam pikiran/ hati jauh lebih lama sembuhnya ketimbang luka pada tubuh.





2. Memukul Akan Merendahkan Anak



Citra diri anak akan dimulai dengan bagaimana ia melihat orang lain -terutama kedua orang tuanya- memandang dirinya. Bahkan di dalam rumah yang penuh cinta, pukulan memberikan pesan yang membingungkan, terutama bagi anak yang terlalu muda untuk mengerti mengapa ia dipukul. Orang tua menghabiskan banyak waktu untuk membuat bayi atau anak anak merasa bernilai, membantu anak anak merasa “lebih baik”. Kemudian si anak memecahkan kaca, anda memukulnya dan ia merasa, “Aku pasti sangat buruk”.



Bahkan pelukan orang tua untuk mengatasi perasaan bersalah setelah pemukulan tidak menghilangkan luka. Anak kemungkinan tetap merasakan pukulan, pada tubuhnya maupun dalam hatinya, lama setelah pemukulan. Kebanyakan anak anak berada pada situasi ini akam memeluk untuk minta belas kasih. “Kalau aku memeluknya, ayah akan berhenti memukulku”. Ketika pemukulan terjadi berulang kali, sebuah pesan terkirim ke rumah kepada anak anda, “Kamu lemah dan tak berdaya”.



Joan, seorang ibu yang penuh kasih, meyakini bahwa memukul adalah hak dan kewajiban orang tua untuk merubah anak menjadi patuh. Dia merasa bahwa, “Memukul anak adalah “Untuk anak itu sendiri”. Setelah beberapa bulan ia menerapkan pukulan sebagai cara pendisiplinan, si balita terlihat menarik diri. Joan melihat anaknya bermain sendirian di sudut, tidak tertarik pada teman bermainnya, dan menghindari kontak mata dengan sang ibu. Anaknya telah kehilangan kecerian sebelumnya. Dari luar ia adalah seorang “Anak yang baik”. Dalam hati, si anak mengira bahwa ia adalah anak nakal. Ia merasa tidak tenang dan merasa tidak pernah bertindak dengan benar. Pukulan membuatnya merasa lebih kecil dan lemah, dikuasai oleh orang orang yang lebih besar darinya.



Memukul Tangan Anak (Slapping Hands)

Betapa menggoda memukul tangan tangan kecil yang usil itu. Banyak orang tua yang melakukan hal tersebut tanpa berfikir panjang dan mempertimbangkan konsekuensinya. Maria Montessori, seorang yang paling awal menentang pemukulan terhadap tangan anak anak, percaya bahwa tangan anak anak adalah alat untuk menjelajah, perpanjangan dari rasa ingin tahu alami si anak. Memukul tangan mereke mengirimkan pesan negatif yang kuat. Orang tua yang peka yang telah kami wawancarai, semua setuju bahwa tangan harusnya terlarang bagi hukuman fisik. Hasil penelitian mendukung ide ini. Psikolog mempelajari sebuah kelompok yang terdiri dari anak usia empat belas dan enam belas bulan yang sedang bermain dengan ibu mereka. Ketika sekelompok balita mecoba menangkap objek yang terlarang, mereka menerima pukulan di tangan sedangkan kelompok balita lain tidak menerima hukuman fisik. Dalam studi lanjutan anak anak ini tujuh bulan kemudian, bayi bayi yang dihukum fisik ditemukan kurang terampil dalam menjajaki lingkungan mereka. Oleh karena itu, lebih baik memisahkan mereka dari benda benda berbahaya atau mengawasi explorasi agar tangan tangan kecil mereka tidak terluka.





3. Memukul Akan Merendahkan Orang Tua itu Sendiri



Orang tua yang mendisiplinkan anaknya dengan memukul atau menghukum anak melewati batas sering menilai rendah dirinya karena jauh dalam lubuk hati mereka merasa tidak benar dalam mendisiplinkan anak. Seringkali mereka memukul (atau berteriak) dalam keputusasaan karena mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka lakukan, kemudian setelah itu mereka merasa lebih tak berdaya menemukan bahwa memukul itu tidak berguna. Sebagai seorang ibu yang menjatuhkan pukulan sebagai cara pendisiplinan katakan, “Saya menang pertempuran meskipun kalah perang. Anak saya sekarang ketakutan pada saya dan saya merasa telah kehilangan sesuatu yang berharga”.

Memukul juga merendahkan peran orang tua. Memiliki otoritas bermakna, anda dipercayai dan dihormati tetapi bukan ditakuti. Otoritas penuh tidak didasarkan pada rasa takut. Orang tua atau pengasuh yang berulang ulang menggunakan pukulan untuk mengendalikan anak anak masuk dalam situasi kalah – kalah. Tidak hanya si anak kehilangan rasa hormat terhadap orangtuanya, tetapi orangtua juga telah kalah karena mereka mengembangkan pola pikir ‘memukul’ dan tidak memiliki alternatif selain memukul. Sedikit sekali orang tua memiliki rencana dan pengalaman bagaimana mengalihkan perilaku potensial anak sehingga anak yang bertingkah berlebihan tidak terpanggil untuk memukul. Anak ini tidak pernah diajarkan untuk memiliki kendali dalam dirinya.

Mereka merendahkan hubungan orangtua-anak. Memberikan hukuman fisik pada anak membuat suatu jarak antara pemukul dan yang dipukul. Jarak ini kemudian menjadi masalah dalam rumah yang situasi orangtua-anak memang sudah tegang, misalkan pada orangtua tunggal atau keluarga yang tinggal dengan keluarga besar. Untuk beberapa anak mereka begitu pemaaf dan kembali seperti semula tanpa kesan negatif pada pikiran atau perilaku, tapi buat yang lain sangat sulit untuk kembali mencintai orang yang sudah memukul mereka.





4. Pemukulan Dapat Menjurus Pada Penganiayaan



Hukuman meningkat. Sekali anda mulai menghukum anak “sedikit saja” kapan anda akan berhenti? Ketika seorang balita mencoba meraih gelas yang dilarang, anda menahan tangannya untuk mengingatkan untuk tidak memegang. Ia coba meraihnya lagi, anda memukul tangannya. Setelah menarik tangannya sebentar, ia sekali lagi meraih vas kesayangan nenek. Anda memukul tangannya lebih keras. Anda telah memulai sebuah permainan yang tak seorangpun akan menang. Masalahnya kemudian menjadi siapa yang lebih kuat -tangan anda atau tangan anak anda- bukan lagi masalah menyentuh vas bunga. Apa yang anda lakukan sekarang? Memukul lebih keras dan lebih keras lagi sampai tangan si anak kesakitan sampai dia tidak mungkin lagi berbuat ‘tidak patuh’? Tanda bahaya saat hukuman pertama dimulai ketika anda merasa anda harus membawa senjata yang lebih besar: tangan anda berubah menjadi sebuah tinju, pukulan berubah menjadi sebuah sabuk, gulungan koran berubah menjadi sendok kayu, dan yang terjadi sekarang nampaknya tidak salah meningkat menjadi penganiayaan anak. Hukuman fisik secara bertahap meningkat menjadi penganiayaan anak. Orangtua yang punya pola pikir ‘hukuman fisik’ akan menyiapkan diri untuk menghukum lebih keras lagi, terutama karena mereka tidak belajar untuk memiliki alternatif lain dan sudah menyetel pikirannya untuk menghukum begitu anaknya melakukan berbuat salah.



5. Memukul Tidak Akan Memperbaiki Tingkah Laku



Seringkali kami mendengar para orangtua berkata, “ Semakain kami memukulnya, ulahnya semakin menjadi jadi”. Pemukulan membuat perilaku anak bertambah buruk, bukannya lebih baik. Inilah sebabnya. Ingatlah pada dasar untuk mengajak pada perilaku yang diinginkan. Anak yang merasa nyaman akan bertingkah laku menyenangkan. Inilah sebabnya. Pemukulan mengeliminasi prinsip ini. Seorang anak yang dipukul akan merasa ada yang salah dalam dirinya dan ini akan muncul dalam perilakunya. Semakin ia bertingkah, semakin banyak pukulan didapatkannya dan semakin tidak nyaman perasaannya. Siklus berlanjut. Kita ingin anak tahu bahwa ia telah berbuat salah, dan ia merasakan penyesalan, namun kita masih ingin anak tahu bahwa ia berharga.

Siklus Kenakalan

Kenakalan, perilaku buruk, pemukulan mengurangi kepercayaan diri, juga menyebabkan kemarahan. Salah satu tujuan dari pendisiplinan adalah untuk menghentikan kenakalan sesegera mungkin dan pemukulan memungkinkannya. Adalah lebih penting untuk menciptakan keyakinan dalam diri anak agar ia tidak ingin mengulangi kenakalannya (yaitu, pengendalian diri dari dalam ketimbang dari luar). Salah satu alasan kalau pemukulan tidak efektif yaitu dalam menciptakan kendali dari dalam diri bahwa selama dan segera setelah pemukulan si anak mulai terfokus pada ketidakadilan fisik (atau pada tahap itu ia akan mulai mempertanyakannya) dan melupakan alasan mengapa ia dipukul. Duduklah dan berbicaralah dengannya setelah pemukulan untuk meyakinkan bahwa ia sadar bahwa apa yang diperbuatnya dapat dilakukan juga (bahkan lebih baik) tanpa pemukulan. Pilihan untuk memukul akan lebih dipikirkan dan dirasakan oleh anak, namun pemukulan menguras tenaga dan waktu dari orangtua. Itulah sebabnya beberapa orangtua lebih memilih memukul –cara ini paling mudah.





6. Memukul Sebenarnya Tidak Dianjurkan Oleh Kitab Suci.



Jangan gunakan kitab suci sebagai pembenar untuk memukul. Ada sebagian orang yang percaya bahwa dalam kitab suci untuk memdidik anak, Tuhan membenarkan memukul. Mereka yakin bahwa jika mereka tidak memukul anak maka mereka akan kehilangan kendali atas anak anak dan mereka akan berdosa. Dalam pengalaman konseling kami, kami menemukan bahwa orang orang ini adalah orangtua yang mencintai Tuhan dan anak anak mereka tetapi salah dalam memahami makna ayat kitab suci. Apa yang tertulis dalam kitab suci tidak dapat benar benar kita pahami dan terkadang membingungkan.

(penerj. Dalam artikel asli disebutkan beberapa ayat dari Injil yang sengaja tidak saya terjemahkan karena takut salah menerjemahkan, silakan dilihat langsung dalam artikel aslinya di ----. Dan agar universal maka pembahasan mengenai pemukulan dalam ayat ayat Injil tidak saya sertakan)

Dalam pendapat kami, dalam Injil (penerj. Juga kitab suci agama lain) tidak ada anjuran untuk memukul anak supaya dapat menjadi orangtua yang saleh.



JANGAN PUKUL ANAK. Ada beberapa orangtua yang seharusnya tidak memukul dan ada anak anak yang tidak boleh dipukul. Apakah ada penyebab dalam hidup anda, temperamen anda, atau hubungan anda dengan anak anda yang menempatkan anda dalam kondisi untuk menyakiti anak? Apakah ada karakteristik dalam diri anak anda yang membuat anda memukulnya?

• Apakah anda pernah dipukul ketika kecil dulu?

• Apakah anda mudah kehilangan kendali atas diri anda?

• Apakah anda sering memukul namun tidak berhasil?

• Apakah anda memukul lebih keras?

• Apakah memukul tidak ampuh?

• Apakah anda memiliki seorang anak yang memiliki ketertarikan yang besar terhadap sekeliling? Anak yang berkemauan keras?

• Apakah anak anda sangat sensitif perasaannya?

• Apakah hubungan anda dengan anak anda menjauh?

• Apakah ada masalah pada saat ini yang membuat anda marah, semisal persoalan keuangan, masalah dalam perkawinan atau baru kehilangan pekerjaan? Adakah faktor faktor yang menurunkan rasa percaya diri anda?



Jika jawaban untuk pertanyaan pertanyaan diatas adalah ya, maka anda seharusnya secara bijaksana mengembangkan mindset ‘tidak memukul’ dalam pikiran anda. Dan siapkan alternatif hukuman pengganti non jasmani yang paling baik. Jika anda merasa anda kurang mampu untuk melakukan ini maka, maka berbicaralah dengan seseorang yang dapat membantu anda.



7. Memukul Dapat Memicu Kemarahan dalam Diri Orangtua dan Anak



Anak anak sering menganggap hukuman itu tidak adil. Mereka lebih cenderung memberontak terhadap hukuman fisik daripada terhadap tehnik disiplin lainnya. Anak anak belum dapat berfikir rasional layaknya orang dewasa, namun mereka memiliki rasa keadilan bawaan –meskipun standarnya tidaklah sama dengan orang dewasa. Hal ini kiranya dapat mencegah pemberian hukuman karena dapat berkontribusi pada kemarahan anak. Seringkali perasaan ketidakadilan meningkat menjadi perasaan malu. Ketika hukuman merendahkan diri anak anak maka mereka akan memilih menarik diri atau memberontak. Walaupun pemukulan dapat membuat anak takut untuk melakukan kenakalan, tetapi lebih mungkin untuk membuat anak ketakutan dengan si pemukul.

Dalam pengalaman kami, dari banyak kasus yang telah kami teliti anak anak yang perilakunya dikendalikan oleh pukulan selama masa bayi hingga kanak kanak dapat saja nampak baik dari luar, namun menyimpan kemarahan yang berapi api dalam dirinya. Mereka merasa bahwa dirinya sudah diperlakukan dengan jahat dan mereka kemudian memisahkan diri dari dunia yang dianggap sudah tidak adil kepda mereka. Mereka menemui kesulitan untuk percaya kepada orang lain, menjadi tidak sensitif terhadap dunia yang telah tidak sensitif kepada mereka.

Para orangtua yang mengecek perasaannya setelah pemukulan seringkali menyadari yang mereka lakukan adalah untuk membebaskan diri dari kemarahan. Pelepasan kemarahan sering menjadi candu –mengabadikan sebuah siklus pendisiplinan yang tidak efektif. Kami telah menemukan bahwa cara terbaik untuk mencegah diri kita dari dorongan untuk memukul adalah menanamkan dalam diri kita keyakinan:

a) Bahwa kita tidak akan memukul anak anak kita

b) Bahwa kita akan mendisiplinkan mereka

Karena kita sudah memutuskan bahwa memukul bukanlah suatu pilihan maka kita harus mencari alternative yang lebih baik.



8. Memukul Dapat Mengingatkan Kembali Kenangan Buruk



Kenangan buruk akan selalu membekas dalam ingatan seorang anak yang pernah dipukul, dan akan membekaskan luka dibandingkan dengan kenangan yang menyenangkan. Karena memang kecenderungan manusia adalah untuk mengingat kembali kenangan yang traumatis. Saya tumbuh di rumah yang sangat nyaman, namun saya sesekali dan memang “sepatutnya” dipukul. Aku masih dapat mengingat dengan jelas adegan cabang (pohon) willow. Setelah saya melakukan suatu kesalahan maka kakek akan menyuruh saya ke kamar dan mengatakan bahwa saya akan menerima pukulan. Aku ingat bagaimana aku melihat keluar jendela dan melihatnya melintasi halaman kemudian mengambil cabang pohon willow, kembali ke kamarku dan memukul bokongku dengan cabang tersebut. Cabang willow nampaknya menjadi alat pemukul yang efektif karena bekas pukulannya yang perih dan meninggalkan kesan pada saya secara fisik dan mental. Meskipun saya ingat dibesarkan dalam rumah yang penuh kasih sayang, saya hampir tidak ingat adegan kebahagiaan secara spesifik seperti saya mengingat detil detil adegan pemukulan. Saya selalu berfikir bahwa salah satu tujuan kita sebagai orangtua adalah untuk mengisi bank memori anak anak kita dengan ratusan bahkan ribuan adegan adegan yang menyenangkan. Sangat tidak menyenangkan mengetahui bahwa kenangan buruk menghalangi kemajuan yang positif.



9. Pemukulan Pada Anak Memiliki Dampak Jangka Panjang yang Buruk



Penelitian telah menunjukkan bahwa memukul dapat meninggalkan bekas luka yang mendalam dan abadi ketimbang sekedar lebam kebiruan di permukaan kulit. Berikut ini ringkasan dari penelitian tentang efek jangka panjang dari hukuman fisik:

• Dalam sebuah penelitian yang berlangsung selama sembilan belas tahun, para peneliti menemukan bahwa anak anak yang dibesarkan di rumah rumah yang banyak memberlakukan hukuman fisik ternyatalebih antisocial dan egosentris, dan bahwa kekerasan fisik yang diterima menjadi norma bagi anak anak ini ketika mereka menjadi remaja dan orang dewasa.

• Mahasiswa menunjukkan banyak gangguan psikologi jika mereka dibesarkan dalam sebuah rumah dengan sedikit pujian, banyak kemarahan, banyak hukuman fisik dan banyak ejekan/ celaan (pelecehan verbal).

• Sebuah survey terhadap 679 mahasiswa perguruan tinggi menunjukkan bahwa mereka yang mengingat pernah dipukuli ketika kecil menganggap pemukulan sebagai cara pendisiplinan dan bermaksud untuk mendisiplinkan anak mereka kelak dengan memukul juga. Mahasiswa yang tidak dipukuli ketika kanak kanak secara signifikan kurang bisa menerima praktek tersebut ketimbang mereka yang pernah dipukul. Para mahasiswa yang pernah dipukuli tersebut mengingat bahwa orangtua mereka dalam kondisi marah selama memukul mereka. Mereka mengingat dengan baik keduanya, pukulan dan amarah orangtuanya.

• Pemukulan nampaknya memiliki efek negative jangka panjang ketika ditempatkan dalam kerangka dengan komunikasi positif dengan anak. Pukulan dapat memiliki efek yang tidak terlampau merusak jika dilakukan dalam rumah yang penuh cinta dan lingkungan yang harmonis.

• Sebuah studi tentang efek hukuman fisik pada perilaku agresif anak anak di kemudian hari menunjukkan bahwa semakin sering seorang anak diberikan hukuman fisik, maka semakin besar kemungkinan ia bersikap agresif terhadap anggota keluarga lainnya maupun teman sebayanya.

• Pemukulan dapat mengakibatkan sedikit agresi jika dilakukan dalam lingkungan sepenuhnya terpelihara dan anak selalu diberi penjelasan rasional mengapa pemukulan itu terjadi.

• Sebuah studi untuk menentukan apakah pukulan di tangan anak memiliki efek jangka panjang, menunjukkan bahwa balita mengalami kemunduran perkembangan eksplorasi sejauh 7 bulan.

• Orang dewasa yang menerima banyak hukuman fisik ketika remaja,rata rata melakukan pemukulan terhadap pasangannya 4 kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak dipukul oleh orangtuanya.

• Suami yang dibesarkan dalam rumah yang penuh kekerasan akan 6 kali lebih mungkin memukul istri mereka daripada laki laki yang dibesarkan dalam rumah yang tanpa kekerasan.

• Satu dari empat orangtua yang dibesarkan dalam rumah yang penuh kekerasan memiliki resiko mencederai anak anak mereka dengan kekerasan pula.

• Studi populasi penjara menunjukkan bahwa sebagian besar penjahat yang kejam dibesarkan dalam lingkungan rumah yang penuh kekerasan.

• Sejarah hidup dari para penjahat, pembunuh, perampok, pemerkosa terkenal cenderung menunjukkan disiplin berlebihan di masa kanak kanak.



Bukti bukti yang menentang pemukulan begitu banyak. Ratusan penelitian yang dating bermuara pada kesimpulan yang sama :

1) Semakin banyak hukuman fisik yang diterima anak maka akan semakin agresif ia jadinya.

2) Semakin anak dipukuli, maka semakin besar kemungkinan mereka akan kasar terhadap anak anak mereka sendiri

3) Pemukulan menumbuhkan benih perilaku kekerasan di kemudian hari.

4) Pemukulan terbukti tidak efektif.



10. Pemukulan Terbukti Tidak Efektif



Banyak studi menunjukkan pemukulan sebagai teknik disiplin adalah sia sia, dan tidak seorangpun dapat menunjukkan manfaatnya. Dalam tigapuluh tahun terakhir di dunia pediatric (kedokteran anak), kami telah mengamati ribuan keluarga yang telah berusaha memukul dan itu tidak berhasil. Kesan kami secara umum adalah para orangtua akan lebih sedikit memukul sejalan dengan bertambahnya pengalaman mereka. Memukul tidak efektif bagi si anak, tidak juga bagi orangtua, juga bagi komunitas sekitar. Pemukulan tidak mengajak pada perilaku yang baik, ia menciptakan jarak antara anak dan orangtua, dan ia berkontribusi dalam menciptakan kejahatan dalam masyarakat. Orangtua yang mengandalkan hukuman sebagai modus utama mereka mendisiplinkan anak tidak berkembang pengetahuannya tentang anak mereka sendiri. Hal tersebut menjauhkan mereka dari menciptakan alternative yang lebih baik, yang mana mampu membantu mereka mengenali anaknya dan membangun hubungan baik. Dalam proses membesarkan delapan anak kami, kami pun telah menyimpulkan bahwa pemukulan tidaklah efektif. Kami menemukan diri kami semakin kurang memukul sejalan bertambahnya pengalaman juga bertambahnya jumlah anak anak. Dalam rumah kami, kami telah merencanakan diri kami untuk menentang pemukulan dan berkomitmen untuk menciptakan suatu sikap dalam diri anak anak kami, dan suasana dalam rumah kami, yang membuat memukul itu tidak dibutuhkan. Sejak pemukulan bukan lagi sebuah pilihan, kita dipaksa untuk memiliki alternative yang lebih baik. Ini tidak hanya membuat kita menjadi orangtua yang lebih baik, namun dalam jangka panjang kami percaya hal itu akan menciptakan anak anak lebih sensitif dan berperilaku baik.*



*disadur dari berbagai sumber



With Love

-Admin HM-



p.s. : admin HM kehilangan sebagian memory masa kecil akibat pemukulan2 oleh ortu, juga sempat mengidap trauma.

di ambil dari smart parenting...belajar lagi he...lumayan panjang ya...

Sakinah Family: Mendeteksi masalah rumah tangga/ suami istri sebelum pernikahan

Kali ini saya akan membocorkan sedikit materi Sakinah Family yang akan disampaikan oleh Asma Nadia dalam workshop Sakinah 26 Februari 2011.

Sekalipun workshop ini bernama Sakinah Family tetapi sebenarnya juga dianjurkan untuk diikuti mereka yang belum menikah tapi merencanakan untuk berumah tangga karena akan menjadi pembekalan yang lengkap.


Artikel ini salah satu pembekalan untuk mereka yang belum menikah dan juga bagi yang sudah menikah.


By Isa Alamsyah



Banyak pasangan yang baru menikah terkaget-kaget dengan permasalahan rumah tangga yang mereka hadapi.

Padahal jika kita tahu akan menikah dengan siapa, sebenarnya kita sudah bisa mendeteksi masalah apa yang akan muncul di masa depan setelah menikah.

Kalau kita sudah mendeteksinya, maka ketika masalah tersebut muncul kita tidak kaget, dan bahkan kita sudah siap dengan solusi.


Ketika menikah, maka masalah pasangan kita menjadi masalah kita dan sebaliknya.

Nah apa saja masalah yang akan muncul dan bagaimana mengatasinya?


Ini hanya sedikit contoh masalah yang muncul akibat latar belakang:


Latar Belakang Keluarga

Jika menikah dengan anak sulung maka jangan kaget bahwa kita akan banyak terlibat dengan masalah adik-adik sang pasangan.

Kadang anggaran rumah tangga yang mepet juga harus dipotong untuk kebutuhan adik sang pasangan (apalagi jika kedua orang tua sudah meninggal).

Kalau sadar potensi masalah ini, maka kita bisa membicarakannya sejak dini sebelum menikah, dan sudah siap menyisihkan anggaran untuk adik-adik sang pasangan.

Jika tidak, maka pasangan akan sembunyi-sembunyi memberi uang pada keluarga sendiri.

Kemungkinan paling fair, jangan sampai pasangan kita jadi tulang punggung adik-adiknya kalau mereka sudah dewasa.


Menikah dengan anak bungsu juga bukan tidak ada masalah.

Kalau pasangan anak kita bungsu mungkin ia tidak menjadi sandaran kakak-kakaknya.

Tapi kalau salah seorang kakak terbiasa mendominasi adik termasuk si bungsu pasangan kita, bisa jadi kita ikut di dominasi, diikutcampuri.

Belum lagi kalau pasangan kita anak bungsu, kadang kita hanya mengikuti jadwal kakak-kakaknya dan jadwal kita mungkin tidak dianggap.

Kalau misalnya ayah pasangan kita yang anak bungsu tersebut meninggal, biasanya ia diminta untuk tinggal dengan ibunya sekalipun sudah menikah. Maka kita akan tinggal satu atap dengan mertua.

Jika sadar semua kemungkinan tersebut, maka ketika masalah ini datang kita sudah siap karena sudah pernah dibicarakan.


Latar belakang budaya:

Jika menikah dengan orang dari daerah lain, maka salah satu masalah yang akan muncul adalah masalah mudik lebaran, kadang kita harus ikut pergi jauh ke daerah asal pasangan dan tidak lebaran bersama keluarga sendiri.

Kalau sadar potensi masalah ini, maka kita bisa membicarakannya sejak dini sebelum menikah.

Kemungkinan paling fair, lebaran bergilir tahun ini di kampung suami tahun depan di kampung istri.


Lalu jangan kaget juga kalau rumah kita jadi tempat menginap saudara2 pasangan kita yang datang dari daerah. Karena pasangan kita tumpuan harapan mereka kalau berkunjung ke kota.


Nanti akan banyak lagi hal yang perlu Anda cermati:

Misalnya:

Latar belakang pendidikan.

Bagaimana jika pasangan kita pendidiaknnya lebih tinggi dari kita atau sebaliknya?


Latar belakang ekonomi

Bagaimana jika pasangan kita dari keluarga yang lebih mapan dari kita atau sebaliknya?


Latar belakang pekerjaaan.

Bagaimana jika suami tidak punya penghasilan yang cukup?

Bagaimana jika istri mau mengejar puncak karir?


Nah Anda bisa membuat sendiri prediksi masalah yang akan muncul.

Sebenarnya ini juga yang akan menjadi salah satu role play peserta workshop.

Anda bisa melakukan sendiri bedanya di workshop ada sharing dari peserta lain dan coaching dari instruktur untuk problem solving.



Salah satu motto paling populer dalam buku "Sakinah Bersamamu" karya Asma Nadia adalah:

"Cinta bukan mencari pasangan yang sempurna,

tapi menerima pasangan dengan sempurna"


Intinya, tidak ada manusia yang sempurna, jadi pilihannya adalah kita bisa secara sempurna menerima pasangan kita.


Ketidaksempurnaan ini tentu saja akan menimbulkan riak-riak masalah.

Jika kita sudah bisa mempredikdisinya sejak dini, maka masalah yang muncul menjadi lebih mudah teratasi karena kita siap mental dan siap solusi.


Semoga kita semua bisa membangun Sakinah Family #No Excuse!


*****

sekali lagi artikelna tentang workshopnya mbk asma nadia...just for learn aja he...

Orang Tua Profesional, Pasangan Profesional

Orang Tua Profesional, Pasangan Profesional
by Asma Nadia on Wednesday, 23 February 2011 at 09:38

Isa Alamsyah

Seorang wanita terburu-buru lari menuju kantor.

Kemacetan membuat ia harus berlari sekalipun baru saja menempuh perjalanan panjang selama 2 jam.

Di jalan bertabrakan dengan orang yang tidak dikenalnya.

"Maaf, saya lagi buru-buru," sambil tersenyum lalu ia berlari lagi.

Di depan gerbang ia bertemu satpam, dan dalam keterburuan sempat menyapa

"Selamat pagi, Pak!"

Lalu segera ia masuk kantor dan duduk di kursi customer service tempatnya bertugas.

Untung tidak terlambat.


Setelah sedikit merapihkan make up dan pakaian, ia siap menghadapi customer.

Sayangnya customer pertama customer yang menyebalkan.

Bayangkan saja setelah perjalanan panjang dan sedikit berlari ia bertemu customer yang menyebalkan.

Customer ini bertanya ngalur ngidul hanya karena ingin berlama-lama duduk di depannya.

Wanita ini tahu customer ini termasuk orang yang pantas diusir, tapi ia juga tahu tidak ada alasan legal untuk melakukannya.

Jadi, dia hanya tersenyum dan terpaksa menjawab pertanyaan demi pertanyaan.

Sekalipun hatinya mendongkol, ia tidak pernah lepas dari senyumnya ketika berbicara.

Akhirnya customer menyebalkan tersebut pergi dan dia berhadapan dengan customer kedua.

Sekalipun hatinya masih kesal dengan customer pertama ia memulai bicara dengan customer kedua dengan senyum.

"Selamat pagi Pak, apa yang bisa saya bantu?"

Melihat senyumnya, customer kedua sama sekali tidak melihat kegundahan sang wanita.

Wanita ini tetap ramah dan tersenyum.


Di saat siang, sang manajer datang dan menegurnya karena kesalahan data.

Wanita ini merasa tidak melakukan kesalahan, tapi tetap saja sang manajer menyalahkannya.

Akhirnya, wanita ini hanya tersenyum dan minta maaf.

Yang penting masalah cepat selesai, pikirnya.

Lalu sang manager datang lagi minta tolong agar wanita ini melakukan suatu tugas baru.

Merekapun berdiskusi panjang mengenai tugas tersebut.

Wanita itu tetap ramah dalam dikusi dengan manajernya sekalipun dalam hatinya masih dongkol pada manajer.

Ituluah sehari-hari yang dilakukannya di tempat kerjanya.


Suatu hari di hari libur.

Wanita itu baru saja jogging sore di hari libur bersama anak bungsunya.

Ketika berjalan menuju pulang tiba tiba anaknya membetulkan tali sepatu dan wanita tersebut tersandung anaknya yang menunduk di depannya dan hampir jatuh.

Wanita itu gundah," Gimana sih, kalau mau ganti tali sepatu minggir dong jangan menghalangi orang!" katanya sedikit keras. Hati sang anak ciut.

(Ups, padahal kalau di kantor, kalau sedang buru-buru dan tabrakan dengan orang langsung memilih kata " maaf" bukan berkata "gimana sih")

Setelah suasana agak mereda, si bungsu anaknya bilang ke mamanya:

"Mam, ayo kita buruan kan Mama janji nonton film "Rumah Tanpa Jendela" bersama teman teman, nanti kita terlambat"

"Aduh, sabar dong, Mama kan cape, apa kit anonton yang besok aja ya?!"

(Ups, kalau ke kantor selalu tepat waktu,tepat janji, sekalipun cape, tetap tepat waktu - kalau buat anak-anak kenapa dengan mudah cape boleh jadi alasan dan mudah mengubah jadwal?)

Ketika tiba di rumah ia melihat suaminya di teras sedang bekerja dengan notebooknya, dan bersama si bungsu ia nyelonong saja masuk tanap menyapa.

(Ups, kalo di kantor ketemu satpam saja, langsung selamat pagi!).


Di dalam rumah anak pertama yang tidak ikut jogging datang ke Mamanya minta diajarkan pelajaran sekolah.

"Ma, mama kan janji kemarin, setelah jogging mau mengajari aku pelajaran ini!"

Dengan muka kelelahan, dan masam wanita itu menjawab.

"Kamu lihat Mama lagi cape kan, nanti aja lah" jawabnya.

Akhirnya sang suami yang melihat gelagat tidak enak coba menegur halus.

"Ma, kemarin kan kita sudah sepakat pelajaran ini Mama yang ngajarin. Karena Papa tidak menguasai pelajaran ini!"

"Iya Mama juga tahu, tapi tunggu dulu lah belum juga istirahat!"

Wanita ini dengan muka cemberut, memalingkan wajah dari suami, masuk kamar dan menutup pintu keras.

Sang suami menyusul dan berkata;

"Ya udah kalau Mama cape, nanti Papa yang ajar sebisanya."

Wanita itu ngambek, dan tidak mempedulikan suaminya.

Kalau sudah begini, sang suami tahu, 1 sampai 2 jam ke depan tidak ada komunikasi.

Sang suami memilih keluar dari kamar.


Apa yang terjadi di kisah ini?

Wanita yang sama, mengalami situasi yang mirip, tapi sikapnya jauh berbeda di kantor dan di rumah.

Jawabannya sederhana, karena ketika di kantor ia mendefinisikan dirinya sebagai "Wanita karir profesional." Tapi ketika di di rumah ia mendefinisikan dirinya "Ibu rumah tangga" bukan "Ibu rumah tangga profesional"


Apa bedanya?

Ketika kita menjadi orang tua, ayah, ibu, atau pasangan yang profesional maka kita akan berskiap sebagai profesional sesuai dengan tuntutan profesional.

Apakah boleh ngambek kepada manajar di kantor? Tidak. Ya jangan nagambek.

Apakah boleh ngambek pada pasangan (suami atau istri) secara agama? Tidak boleh. Ya, jangan ngambek.


Apakah sebaiknya saling menyapa anak atau suami sekalipun di rumah?

Tentu saja. Ya, sapalah mereka.

Saya dalam sehari mungkin memanggil nama Salsa atau Adam, Bunda puluhan kali setiap kali bertemu atau berpapasan di rumah, hanya sebagai bentuk sapaan. Mungkin sapaan bisa berbentuk salam, tos tangan, tepuk pundak, elus rambut, tapi itu rutin makanan setiap hari.


Apakah boleh marah pada anak, apakah boleh keras?

Ya tergantung. Sama seperti di kantor kadang kita juga komplain, kita juga tegas bahkan pada customer. Intinya untuk kebaikan.

Jadi kalau keras itu untuk kebaikan boleh saja tapi tidak boleh marah karena emosi.

Marah karena emosi, marah karena cape, marah karena mumet adalah tindakan yang tidak profesional baik di kantor ataupun di rumah.


Seringkali kita menjadikan cape, lelah sebagai excuse untuk bersikap tidak profesional di rumah.

Seringkali kita dengan mudah mengabaikan janji ketika itu di keluarga sekalipun tidak ada alasan yang kuat.


Hal-hal sepertini inilah yang ingin ditanamkan pada peserta Workshop Sakinah Family Sabtu 26 Feb 2011 agar kita menjadi profesional dalam rumah tangga.


Profesional Parenting,

Profesional Sakinah Family

"Sakinah Bersamamu" No Excuse! karena Anda bisa


Semoga kita semua bisa membangun Sakinah Family #No Excuse!


*****

Berhubung ga bisa ikut workshopnya he...ringkasannya cukup mewakili he...

Jumat, 18 Februari 2011

Childist

Rasanya label childist tak pernah lepas dari ku, beberapa bulan yang lalu nisa salah seorang siswa yang les privat denganku bilang “bu pipit kog giginya koyo cah cilik, matanya, hidung, dagu dan mukanya koyo cah cilik ya???”. Ada rasa kaget sih dengernya, baru kale ni ada anak kelas satu yang bilang aku seperti anak kecil, klo yang bilang temen sebaya ato orang tua wajar ja dan dah biasa sih…tapi aku ga mungkin memperlihatkan rasa terkejutku dihadapan anak2, sambil tersenyum aku balik bertanya lha klo orang yang dewasa itu matanya seperti apa sih??? Salah seorang temanya erlita menjawab matanya besar dan bulat…hmm mencoba merubah pikiran berarti anak nie udah bisa membedakn mana yang dewasa dan anak2??.

Rasanya kog jadi kepikiran arti dewasa di mata anak-anak tu seperti pa ya?? Pengen melakukan wawacara ma anak2 tapi waktu tu keadaan tidak memungkinkan tugasku adalah memberikan materi tambahan di luar jam sekolah (ngelesi) tapi memunculkan tema kedewasaan pada anak2 tu agak susah, tiba2 nanya arti kedewasaan dimata mereka??? Nanti jawaban yang kudapat pastinya ga mengalir begitu ja, enaknya diomongin nyante dan sambil bermain agar mereka juga ga merasa di wawancarai…

Tapi satu celotehan dari erlita sudah menggambarkan kedewasaan di mata anak2 sih, mereka melihat secara fisik saja. Pernah da anak di TK yang bilang sama bu gurunya “ bu besok klo aku sudah besar aku mau menikah”, jawab sang guru iya boleh nanti klo sudah DEWASA, karena fisik mereka kan akan tumbuh besar. Sang guru ga memarahi anak didiknya ini karena mengganggap tu adalah sebuah cita-cita dari si anak dan juga tidak menjelaskan lebih detail tentang pernikahan karena memang belum waktunya si anak untuk mengerti.

Adult and childist adalah sebuah warna-warni dalam kehidupan kehadirannya tak bisa di pisah kan satu sama lain seperti mata uang. Setiap orang pasti pernah memiliki keduanya. Hanya saja frekuensi kumunculannya yang perlu di kendalikan. Kedewasaan tu terlihat dari panya ya??? Pengertian tentang kedewasaan tu berbeda-beda tergantung dari pengalaman masing-masing.

Pengertian kedewasaan menurutku adalah orang yang sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, mampu menempatkan diri dalam berbagai kondisi dan situasi, memiliki pengendalian emosi dan mentalnya baik. Bisa Berdiri sendiri di atas kakinya. Dan mungkin kesemuanya tak bisa dilihat dari usia dan penampilan fisik seseoang. Menurut kalian pengertian kedewasaan tu pa??

Kedewasaan tu sebuah pilihan. Diperlukan kedewasaan tuk memahami kehidupan yang sampai saat ini memang belum bisa aku lakukan. In touch with kids give me many which can matter study. Thank you sobat kecilku, lama tak bertemu seperti ada yang hilang, kangen dengan semua hal tentang kalian, nisa, erlita n nabila miss you, aku harap kalian tetap belajar dengan giat. Aku ingin bisa dewasa dalam berfikir, bertindak, menyikapi keadaan dan memahami kehidupan. Mungkinkah dan mampunkah aku??? Be Adult FITRIIIIIII!!!!! Masih jadi PR besar buatku…Ajari aku Ya Alloh…Never Day Wihout Study!!!!!!!

Belajar mengendalikan diri: apa yang diperlukan anak pra sekolah

Sasaran dari disiplin yang berhasil adalah mengajarkan anak anda untuk mengendalikan diri. Yang merupakan proses yang berjangka panjang dan berkelanjutan. Anak-anak memerlukan kemampuan tertentu sebelum mereka dapat mengendalikan perilaku mereka sendiri. Berikuti ini daftar keterampilan yang diperlukan anak prasekolah untuk mempelajari pengendalian diri. Keterampilan ini bersifat perkembangan, yang artinya muncul selama tahun-tahun prasekolah lalu brkembang disertai bimbingan dan pengajaran di sepanjang masa kanak-kanak. Pupuk keterampilan ini ketika terlihat, dan anak prasekolah anda akan dengan mduah belajr mengendalikan perilakunya.

Kemampuan untuk memberikan perhatian dan mendengarkan.
Pemahaman tentang kata-kata yang anda gunakan untuk menjelaskan apa yang anda harapkan
Pemahaman tentang perilaku yang anda harapkan
Pemahaman tentang bagaimana memilih perilakunya.
Pemahanan tentang sebab dan akibat
Pemahaman tentang bagaimana pilihannya memiliki akibat
Kemampuan untuk menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan kebutuhan, keinginan, perasaan dan kebingungan.

Gunakan kata-kata

Lynn telah menghabiskan susunya dan ingin tambah lagi. Ia mulai menangis.

“gunakan kata-kata, lynn. Katakan minta lagi, “kata ibunya.
Lynn berhenti menangis, melihat pada ibunya dan mengatakan “Mo”.
“bagus. Ini susu lagi. Terima kasih karena kamu sudah menggunakan kata-katamu.”

Setelah seorang anak berusia satu tahun, konsep menggunakan kata-kata sudah waktunya untuk diperkenalkan. Ini artinya anak anda perlu menggunakan kata-kata, bukan merengek atau menangis ketika ia menginginkan sesuatu, seperti “gendong” atau “susu”.

Anak kecil tidak selalu mengucapkan kata secara tepat. Ini normal. Beberapa suara belum dikuasai sampai sekitar usia tujuh tahun. Pada awalnya, terima setiap suara yang diucapkan anak anda, tetapi anda dapat mengulang kata yang tepat, “mau”. Dengan cara inilah anak-anak mempelajari pengucapan yang tepat.

Maksud dari teknik ini adalah untuk mengajarkan anak-anak bahwa menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan itu lebih baik dari merengek atau menangis. Anda dapat memperkenalkan teknik ini ketika anak anda baru berusia satu tahun, anda dapat memperkenaklan teknik ini secara berhasil. Misalnya, mark yang berusia tiga tahun berlari ke dapur sambil menangis.

“ada apa?” tanya ibunya.
Mark terus menangis.
“ayo diam dan ceritakan apa yang terjadi. Tarik napas panjang.
Gunakan kata-kata.

Mungkin diperlukan pengajaran yang konsisten selama beberapa bulan sebelum anak anda mengerti kapan dan bagaimana menggunakan kata-kata. Bahkan setelah mereka memahami konsep dasarnya sekalipun, semua anak perlu diarahkan dan diingatkan sepanjang tahun-tahun prasekolah dan bahkan sampai masa kanak-kanak selanjutnya. Sementara anak anda semakin dewasa, anda mungkin ingin mengubah pendekatan anda juga. Ambillah kasus beth yang berusia tiga tahun.

Beth: (mulai merengek karena ia tidak dapat membuka tasnya.)

Rosi: “ibu nggak ngerti kalau kamu bicara seperti itu. Gunakan kata-kata, dan ibu akan membantumu. Ayo katakan, “ibu, tolong bisa bantu aku?”

Mengajar anak prasekolah untuk menggunakan kata-kata juga berlaku terhadap hubungan mereka dengan kakak dan teman. Sementara anak mulai bertambah besar dan belajar bermain dengan anak-anak lain, kata-kata memungkinkan mereka menangani situasi sosial. Kata-kata membantu mereka mendaptakan apa yang mereka inginkan tanpa konflik: “bolehkah aku mainkan pereahu itu sesudah kamu, bryan?” kata-kata membantu anak-anak untuk belajar berbagi: “taylor, kamu mau bertukar mainan denganku?” kata-kata membantu mereka mengungkapkan perasaan. “aku tidak suka diganggu. Tolong jangan ganggu aku. “ketika anak-anak menjadi kesal ketika bermain, ingatkan mereka untuk memikirkan kata-kata yang dapat mereka gunakan. Jangan ragu untuk memberitahukan anak-anak anda, “kata-katamu sangat bermanfaat. Pikirkan apa yang perlu kamu katakan.

(sal severe, Ph..D. bagaimana bersikap pada anak pra sekolah, agar anak prasekolah anda bersikap baik, 2003, gramedia, jakarta)

Musik Mencerdaskan Anak

Sebuah riset yang dilakukan tim peneliti amerika serikat memperlihatkan pendidikan musik dan kesenian lain kepada anak-anak dapat membantu mereka memperbagus kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung.

Temuan ini memperkukuh beberapa teori yang menyatakan ada katian erat antara kemampuan matematika dan kecakapan bermusik seseorang, teori yang menjadi dasar anjuran supaya orang tua dan sekolah memberi pendidikan musik tambahan.

“inilah bukti nyata, pendidikan kesenian dapat berinteraksi dengan kecepatan seseorang menyerap pelajaran lain, “ kata martin gardiner dari sekolah musik di providence, rhode island.

Gardiner dan kawan-kawan menguji 96 anak sekolah berumur lima sampai tujuh tahun. Sebanyak 48 murid mengikuti jam ekstra pendidikan musik dan seni visual, 48 murid lain cukup mengikuti pelajaran musik dan menggambar sesuai dengan kurikulum standar.

Gardiner dan kawan-kawan kemudian membandingakan nilai mereka pada tahun sebelumnya dengan nilai mereka setelah (bagi 48 orang pertama) mendapatkan jam ekstra atau setelah (bagi 48 orang lainnya) cukup dengan pelajaran musik standar.

Anak-anak yang mendapatkan jam ekstra memperlihatkan peningkatan prestasi dalam matematika dan itu terjadi semua kelompok murid berkemampuan rata-rata, dibawah rata-rata dan di atas rata-rata.

Murid ayang ketika di taman kanak-kanak berkemampuan membaca di bawah rata- rata, menurut gardiner seperti ditulis dalam jurnal nature edisi 23 mei 1996, dapat mengejar teman-teman mereka yang tadinya di kelompok rata-rata asalkan mereka diperkaya dengan pelajaran kesenian tambahan.

Gardiner, biofisikawan yang juga mengajar musik, mengatakan anak-anak dalam penelitaian ini diajari menyanyi dengan menggunakan sistem hongaria yang dikembangkan 60 tahun lalu, sebuah pendekatan terstruktur dan berdisiplin.

“meeka belajar menyanyi di dalam sebuah kelompok dengan ketepatan nada dan irama disertai dengan kepekaan emosial, sebuah program yang sangat terstruktur, tetapi dapat dinikmati (menyanangkan) anak-anak,”kata gardinere kepada reuters

Pada tahun kedua anak-anak itu diajari membaca paritur. “dengan ini kami berharap ada pengembangan keterampilan, “katanya.

Gardinere, yang spesialis dalam riset oratk, mengatakan temuan itu memberikan pandangan tentang bagaimana otak bekerja. Dia mengingatkan sebuah keyakinan lama bahwa musik dan kemampuan matematika berkaitan.

Tak diragukan lagi bahwa kedua hal ini secara anatomis (di otak) berdekatan satu sama lain, “ambil contoh einstein yang terkenal dengan kesenangannya bermain biola.”



By Reuters/salamo simanungkalit, “membangun komunikasi bijak orang tua dan anak”.2007

Ketika Anak Lebih Suka Bermain Daripada Belajar

1.Menanamkan Pengertian Akan Pentingnya Belajar
dengan bahasa yang dimengerti anak jelaskan kalau sekolah dan belajar itu bekal masa depan mereka. Temanilah anak setiap kali belajar agar ia lebih termotivasi dan bisa bertanya saat menemui kesulitan.

2. Beri Jeda Waktu Untuk Istirahat
jangan menekan anak untuk terus belajar dalam jangka waktu yang lama. Hal itu akan membuatnya bosan bahkan akhirnya marah dan menolak untuk belajar. Beri jeda pada tiap-tiap waktu. Misalnya setelah ½ jam, beri ia minuman lalu ajak bercerita, boleh juga dengan bermain barang 15 menit

3.Ada Manajemen Waktu Yang Jelas
kapan si kecil boleh bermain dan kapan ia harus belajar, tentukan dengan jelas kedisiplinan harus diterapkan sejak dini bilamana anak mulai meninggalkan rutinitas yang telah disepakati berikan sanksi yang tidak bersifat fisik. Misalnya mengurangi uang sakunya.

4.Jadikan Diri Anda Role Model
seorang anak tumbuh dan berkembang dengan cara meniru dari sekelilingnya, terutama arang tuanya. Kalau ingin si kecil rajin membaca, suka belajar, biasakan diri anda membaca atau membacakan buku setiap berada disisinya lambat laun jangan lagi membacakan, tetapi ajaklah ia membaca sendiri. Memberikan contoh tingkah laku bagi anak lebih efektif dibanding kata-kata.

5.Bebaskan Pada Saat Hari Libur
pada hari libur seperti hari minggu biarkan selama seharian si kecil menikmati kebebasannya untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya. Ini untuk pembiasaan dan disiplin agar ia pun menggunakan waktu sebaik mungkin pada saat hari dan jam belajarnya.

JagaLah....

Matamu yang mungil Jagalah

Jangan Melihat Yang Salah

Ingat Allah Yang Esa

Selalu Melihat Kita

Matamu Yang Mungil Jagalah

Telingamu Yang Mungil Jagalah

Jangan Mendengar Yang Salah

Ingat Allah Yang Esa

Selalu Mendengar Kita

Telingamu Yang Mungil Jagalah

Mulutmu Yang Mungil Jagalah

Jangan Bicara Yang Salah

Ingat Allah Yang Esa

Selalu Mendengar Kita

Mulutmu Yang Mungil Jagalah...

Kamis, 17 Februari 2011

Proses Kreatif Penulisan Novel Rumah Tanpa Jendela dan Trailernya, tayang di bioskop 24 Feb
by Asma Nadia on Friday, 11 February 2011 at 12:00

Assalamu'alaikum,

Kabar-kabari ya...:)

Alhamdulillah novel terbaru saya telah terbit: Rumah Tanpa Jendela (RTJ). Setelah 2007 menyelesaikan Istana Kedua yang diterbitkan GPU saya belum menulis novel lagi, hingga selesainya naskah novel Rumah Tanpa Jendela persis 1 Januari lalu, naskah novel ini kemudian diterbitkan Penerbit Kompas.


Ada apa di novelnya?

Kalau ada sesuatu yang baru bagi saya, adalah... saya bersyukur menulis novel Rumah Tapa Jendela ini dalam kondisi sekarang. Artinya sdh berkeluarga, memiliki anak... hingga mengerti betapa besar keinginan setiap orang tua untuk mewujudkan mimpi anak-anak. Bagaimana mereka yang telah berkeluarga tidak hanya memahat mimpi bagi mereka sendiri, namun juga mimpi anak-anaknya.


Berpikir tentang fananya kehidupan, saya bersyukur menulis novel yang dikembangkan dari cerpen berjudul Jendela Rara (dimuat di buku kumcer Emak Ingin Naik Haji, 12 cerpen pilihan). Karena pada lembaran-lembaran lebih dari 130 halaman ini, banyak ruang bagi saya untuk bicara tentang rapuhnya usia. Tentang mempersiapkan tidak hanya diri sendiri untuk menghadapNya, satu kepastian dalam hidup, yang kita sering lupa. Dan ketika ingat, kita sering berpikir untuk mempersiapkan diri, dengan memperbanyak bekal jika saat itu tiba nanti. Lupa bahwa sebagai orang tua pun kita harus mempersiapkan mereka, para buah hati itu agar tumbuh menjadi manusia yang memiliki ketegaran dan kesiapan untuk bangkit, betapa pun tragedi dan ujian hidup bertubi-tubi menghampiri dan berupaya mematahkan semangat.


Betapa impian dan keberanian untuk mempertahankannya, betapa kepercayaan untuk menyandarkan harapan kepadaNya adalah hal lain yang harus ditumbuhkan dari sekarang untuk anak-anak dan orang-orang tercinta. Hingga jika kematian datang, semoga sebagian pr sebagai orang tua itu telah kita tunaikan. Dan ananda akan tumbuh menyongsong masa depan mereka, dengan percaya bahwa harapan dan impian itu tetap ada. Bahwa mereka bisa berpegang pada janji Allah... Inna ma'al usri yusro...


Sesungguhnya kegelapan yang terasa mengungungkung saat kesulitan hidup luar biasa kita terima, sebenarnya ada titik-titik cahayaNya yang disertakan, kemudahan yang membuat kita bisa melihat betapapun, ada lebih banyak hal untuk disyukuri. Kesadaran yang semoga menguatkan langkah untuk melanjutkan hidup, meski orang-orang tercinta telah pergi.


Dan saya bersyukur, menerima tantangan menulis novel ini, setelah sebelumnya menolak permintaan Mas Aditya Gumay (sutradara Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela), untuk menulis novelnya, sebelum filmnya terbit, mengingat singkatnya waktu. Dan meski ada cara mudah mengalihkan skenario ke film, dengan tinggal memindahkan adegan2 visual menjadi narasi2 novel, saya tidak bisa memilih cara ini. Menulis bagi saya hal yang pribadi, dan benar-benar pekerjaan hati. Lama saya termenung di depan layar yang masih putih bersih hanya untuk memikirkan, akan memulai dari mana. Bagaimana menghadirkan kisah ini agar penonton filmnya tetap menemukan kebahagiaan dan sesuatu yang berbeda saat membaca novelnya. Dan ini tantangan lain.


Bagaimanapun sungguh saya bersyukur sebab akhirnya saya bisa menulis sesuatu yang pada prosesnya memberikan kesadaran dan menggugah saya pribadi, akan begitu banyak hal yang belum saya siapkan bagi anak-anak.


Novel Rumah Tanpa Jendela semoga menjadi sebuah karya yang walaupun sederhana tetapi inspiratif. Mengajak bangkit mereka yang terpuruk. Mengajak berbesar hati mereka yang kehilangan. Mengajak kita melihat juga potret sosial di tanah air. Selain, meluruskan keikhlasan untuk menerima semua pemberian Allah, sebagai sebuah anugerah, bagaimanapun kondisinya.


Dalam film tokoh Aldo tidak disebut autis, hanya special needs. Namun dalam novel bagi saya ini kesempatan untuk menulis ttg anak-anak special needs ini, khususnya autis. Semoga bisa memberikan sedikit masukan bagi pasangan yang menjadi orang tua untuk bisa mendeteksi lebih awal jika ananda autis.


Novel dan film Rumah Tanpa Jendela yang akan tayang 24 feb ini semoga menjadi ruang lain bagi kita, para ayah dan bunda, para kakak dan adik, siapa saja untuk berkaca dan membuka hati, untuk melihat begitu banyak cinta, kebaikan yang bisa kita tebarkan.

Mohon doa dan dukungan rekan semua.

Insya allah 100% keuntungan tiket bioskop film ini akan didonasikan bagi anak-anak Indonesia yang membutuhkan. Karenanya ketika melangkah ke bioskop nanti, bismillah niatkan untuk menjadi bagian dari gerakan cinta bersama ini. Semoga Allah mencatat keikhlasan siapa saja dan mengganti uang untuk membeli tiket dan menonton film ini, dengan ganti yang lebih baik. Amin...

wass


Asma Nadia

www.rumahbacaasmanadia.com

without edit ah males he...ini note dari asma nadia...ceritanya bagus...apalagi da tentang cerita anak-anak spesial need khususnya autis...aku sedang tertarik untuk mempelajarinya...cerita ini sama seperti naura seorang anak di TK yang kebetulan juga sama, mereka menyebutnya autis, tapi dengan kesabaran dari orang tua, guru dan lingkungannya sekarang naura banyak mengalami perubahan...dia pintar...bisa bahasa inggris juga lho...suka bereksperimen...sudah mulai mengenal peraturan...bisa di ajak berkomunikasi...pernah suatu ketika ada seorang ibu yang kebetulan tetanggana juga punya anak yang autis suka marah2, suka teriak2 sangat aktif sekali, tak mau diam, tak mau tenang sampai2 si ibunya bilang tak tahan dan menyerah untuk mendidik dan membimbing anaknya lagi dia rela membiarkan anaknya di pukuli pembantuna mungkin dengan kekerasan bisa menaklukkan anak ini mungkin begitu pikirnya...rasa tak mampu membayangkan jika seorang ibu memilih menyerah untuk mendidik, membimbing dan mendampingi anaknya???bagaimana nanti?? lalu siapa yang akan membimbing anaknya klo bukan ibunya?? hal ini yang membuatku tertarik dan ingin tahu lebih dalam tentang apa itu autis, sebab dan solusinya...seperti yang di alami oleh bu sri murni yang menulis buku "Faisol Sayang Mama Sampai Tua", buku ini bercerita tentang kegigihan seorang ibu yang memiliki anak autis, seorang ibu yang minim ekonomi dan minim ilmu...ibu sri murni ni dahulu seorang yang suka belajar namun orang tuanya justru menentang keinginan anaknya...Subhanallah...kasih ibu tak terhingga sepanjang masa...

Badan Cuma Titipan...

Badan Cuma titipan
Kapan kita akan sadar bahwa kesehatan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, bahwa tubuh kita adalah amanah yang harus kita jaga? Jika kita melalaikan tanggung jawab kita dan menyia-nyiakan bahkan merusak tubuh kita, apa yang akan kita katakana pada sang pemberi amanah itu saat dia menanyakanya kelak?

tubuh yang sudah berpenyakit, ada yanbg terlahir dengan tubuh sempurna lalu mencari-cari penyakit. Ada penyakit bawaan, ada penyakit buatan.
Saat tenggorokan gatal, suara bindeng, hidung meler, dan gatal karena influenza, kita segera marah dan menuding virus flu sebagai biang kerok utamanya. Kita lupa menuding ke diri sendiri, mengingat-ingat kecerobohan apa yang sudah kita lakukan terhadap tubuh kita sendiri sehingga virus flu yang memang selalu ada itu-bisa Berjaya di tubuh kita.

Kepada siapa seorang perokok, misalnya harus marah bila karena rokoknya itu, paru-paru dan jantungnya jadi error? Apa ia akan menyalahkan rokok dengan kurang ajar mengandung nikotin dan ribuan zat beracun lainnya? Tentu si perokok akan marah pada diri-sendiri karena kita secara sadar membeli dan mengisap racun.
Nah, kalau dia yang ketitipan tubuh saja bias marah oleh ulahnya sendiri, bagaimanakah dengan dia, yang memiliki tapi rela menitipkan tubuh itu manusia?
Kapan kita akan sadar bahwa kesehatan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, bahwa tubuh adalah amanah yang harus kita jaga? Jika kita melalaikan tanggung jawab kita dan menyia-nyiakan ahkan merusak tubuh kita, apa yang akan kita katakanpada sang pemberi amanah itu saat di menanyakannya kelak?

Di tengah keterpanaan dunia atas meninggalnya “king of pop” Michael Jackson, yang juga membuat media cetak dan elektronik “lupa” berita lain, Michael Levine mantan juru bicara Michael Jackson harus akui bahwa saya tidak terkejut oleh kematian itu. “saya harus akui bahwa saya tidak terkejut oleh kejadian tragis ini,” katanya seraya menyebutkan bahwa sang mega bintang selama bertahun-tahun telah berada dalam perjalanan yang teramat sulit dan merusak diri (self-destructive). “manusia tak akan sanggup berlama-lama hidup dalam stress seperti yang dialami jacko,” katanya.
Tak ukar mengenali apa yang telah Jackson dan para dokter lakukan pada tubuhnya (wajah dipermak habis-habisan, kulit diputihkan dan berbagai tindakan medis aneh lainnya). Juga memang tak sukar membayangkan kejamnya media gossip menyusup ke kehidupan pribadinya. Tapi unsure self destructive yang dilakukan Michael Jackson itu sukar disangkal adanya, dan itu layaknya jadi cermin buat kita.

Andai kita mau mengadposi konsep bahwa tubuh kita pun merupakan amanah, kita tentu akan menghindar dari tindakan yang menggerogoti kesehatan kita sendiri. Merusak kesehatan kita sendiri (sehingga kita jatuh sakit) agaknya juga merupakan salah satu jenis tindakan egoistis, tindakan orang yang tidak mau membayangkan betapa repotnya orang di sekelilingnya (orangtua, istri, suami, anak, family, sahabat, rekan kerja dan seterusnya) yang harus turut menanggung sakitnya.

Sungguh, kita tak bisa dengan sombong berkata, “ini kan badan gue, terserah gue dong mau gue apain…” bukan badanmu, kawan. Sekali lagi itu titipan belaka yan kelak akan diminta kembali dan akan dibandingkan dengan keadaannya yang semula.

By agus budiman majalah ummi edisi 03 juli 2009 hal 2

2 nikmat yang kadang terlupa yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang...
Keep Our Health...just want to remend that without health everything is nothing...

ketika kau kira aku tidak melihat...

Ketika kau kira aku tidak melihat

Ketika kau kia aku tiak melihat, aku melihatmu menggantung gambar pertamaku di lemari es, dan aku intin menggambar yang lain.

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku melihatmu memberi makan kucing liar, dan kupikir sangat baik untuk ramah pada binatang.

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku melihatmu membuat kue kesukaanku hanya untukku, dan aku tahu hal-hal kecil itu sangat berarti

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku mendengarmu mengucapkan doa dan aku percaya ada tuhan yang selalu dapat kuajak bicara.

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku merasakan kau menciumku tanda selamat malam, dan aku merasa disayang.

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku melihat air mata dari matamu dan aku belajar bahwa kadang-kadang ada hal yang melukai, tetapi tidak apa-apa untuk menangis

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku melihatmu memperhatikan dan aku ingin menjadi segala yang dapat kucapai

Ketika kau kira aku tidak melihat, aku melihat….dan ingin mengatakan terima kasih untuk semua hal yang kulihat ketika kau kira aku tidak melihat

Anonim

CiNtA...

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?



Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.



Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?



Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.



Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).



Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.



Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?



Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.



Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.



Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.



Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?



Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:



Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah

Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?

Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita

Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.

Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,

Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.



Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.



Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.



Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”



Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:



يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.



“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)



Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)



Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.



Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?



Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:



الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره



“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)



Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:



كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ



Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).



Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:



حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ



Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.



Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:



فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102



“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)



Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?



Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.



Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?



Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:



تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه



“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)



Dan pada hadits lain beliau bersabda:



إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.



“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)



Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.



الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67



“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)



Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?



Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه



“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)



Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.



Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.



Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…



Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.



***



Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A.

Dipublikasi ulang dari www.pengusahamuslim.com



Footnote:



1) Saudaraku, setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya harap anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki kehormatan yang harus anda jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal kebajikan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa bahwa diri anda lebih baik dari seseorang apalagi sampai menyebabkan anda mencemoohnya karena kekhilafan yang ia lakukan. Disebutkan pada salah satu atsar (ucapan seorang ulama’ terdahulu):



مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ مَنْ عَابَهُ بِهِ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ



“Barang siapa mencela saudaranya karena suatu dosa yang ia lakukan, tidaklah ia mati hingga terjerumus ke dalam dosa yang sama.”

By Artikel, renungan dan kisah motivasi...

Sebuah perkataan seorang suami yang istrinya mengalami kelumpuhan selama 25 th setelah melahirkan anak mereka



***Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam

perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu,

tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan.

Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan

sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai

saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia

memberi saya 4 orang anak yg lucu-lucu. Sekarang dia sakit

karena berkorban untuk cinta kita bersama…dan itu merupakan

ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk

mencintainya apa adanya, sehatpun belum tentu saya mencari

penggantinya apalagi dia sakit ***

Andai semua orang mempunyai pikiran yang sama dengan suami diatas alangkah indahnya dunia ini...alangkah indahnya cinta sejati...terkadanga aku tak mengerti dengan pikiran laki-laki...padahal sudah mendapatkan istri cantik, solihah, selalu setiap mendampingi dalam suka maupun duka, sehat tapi masih saja mencari penggantina, sebenarnya apa yang di cari??? masih saja kisah perselingkuhan itu da??? jika cinta mampu membuat seorang perempuan setia kepada satu laki-laki, tapi kenapa cinta tak mampu membuat seorang laki-laki setia kepada satu perempuan?

Melati..




Engkau tampak tak bermakna…
Engkau tebar harum wewangian…
tanpa meminta balasan…
Engkau begitu putih…
Seolah tanpa cacat…
Engkau tak takut hadapi…
Angin dan hujan dengan tubuh mungilmu…
Engkau tak pernah iri melihat…
Mawar yang segar merekah…
Engkau tak pernah malu…
Pada bunga matahari yang menjulang tinggi…
Engkau tak pernah dengki ..
Dan rendah hati pada keanggunan anggrek dan tulip yang warna-warni…

Rabu, 09 Februari 2011

smile..

10 manFaat senyum :)
by Artikel, Renungan, Kisah Motifasi II on Saturday, 22 January 2011 at 21:01

Senyum mungkin bagi anda adalah hal yang sederhana dan mudah, cukup menarik sudut bibir ke arah samping dan menampakkan gigi mudah kan? Namun tidak sesederhana itu, kadang tersenyum saat-saat tertentu sangatlah sulit. Terlebih jika anda tidak “mood” untuk senyum.



Senyum dihubungkan dengan karakter seseorang, karena tidak sedikit ditemukan sifat individu yang “murah senyum”. Senyum banyak dikaitkan dengan perasaan hati, kondisi jiwa, dan mood. Senyum dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat stress, dan daya tarik anda. Senyum juga dipercaya sebagai salah satu jalan jika ingin awet muda. Senyum diketahui mempunyai manfaat untuk kesehatan diantaranya yaitu :

Senyum membuat anda lebih menarik.
Kita akan selalu tertarik pada orang yang selalu tersenyum. Orang yang selalu tersenyum punya daya tarik tersendiri. Wajah yang berkerut, cemberut, membuat orang menjauh dari anda, tetapi sebaliknya senyum bisa membuat mereka tertarik.



Senyum mengubah mood anda

Ketika anda merasa jatuh atau “down” cobalah untuk tersenyum. Mungkin saja mood anda akan berubah menjadi lebih baik.

Senyum dapat merangsang orang lain tersenyum
Ketika seseorang tersenyum maka senyum tersebut akan membuat suasana menjadi lebih cerah, mengubah mood orang lain yang ada disekitarnya, dan membuat semua orang menjadi senang. Orang yang suka tersenyum membawa kebahagiaan buat orang yang ada di sekitarnya. Seringlah tersenyum maka anda akan disukai oleh banyak orang.



Senyum dapat Mengurangi stress
Stress secara nyata dapat muncul di wajah anda. Senyum membantu mencegah kesan bahwa kita sebenarnya sedang lelah atau merasa ”down”. Jika anda sedang stresss cobalah untuk tersenyum, maka stress anda akan berkurang dan anda akan merasa lebih baik untuk membuat langkah selanjutnya.



Senyum meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anda
Senyum dapat membantu kerja imun tubuh agar dapat bekerja dengan baik. Ketika anda tersenyum, fungsi imun meningkatkan kemungkinan anda menjadi lebih rileks.



Senyum menurunkan tekanan darah anda
Ketika anda tersenyum,maka tekanan darah anda akan menurun. Jika anda tak percaya, anda boleh mencobanya sendiri, jika anda memiliki alat pengukur tekanan darah di rumah anda.



senyum mengeluarkan endorphins, (pereda rasa sakit secara alami) dan serotonin
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa senyum dapat merangsang pengeluaran endorphin, pereda rasa sakit yang alami, serta serotonin. Senyum memang obat yang alami.



Senyum dapat melenturkan kulit wajah dan membuat anda terlihat lebih muda
Otot-otot yang digunakan untuk tersenyum ikut membuat anda terlihat lebih muda. Jika anda ingin sesuatu yang beda, maka berikan senyum anda sepanjang hari, maka anda akan terlihat lebih muda, dan merasa lebih baik.



Senyum membuat anda tampak sukses
Orang yang tersenyum terlihat lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya. Cobalah tersenyum saat anda melakukan pertemuan dan saat ada janji, yakin rekan-rekan kerja, sahabat, orang-orang terdekat anda akan merasakan sesuatu yang berbeda.



Senyum membuat anda tetap positif
Cobalah tes ini: Senyumlah. Lalu sekarang cobalah berpikir sesuatu yang negatif tanpa berhenti tersenyum. Sulit kan ? . Karena ketika anda tersenyum maka senyum tersebut akan mengirimkan sinyal ke tubuh anda bahwa “hidup anda saat ini baik-baik saja”.


Maka jauhkan diri anda dari depresi, stress, dan rasa khawatir dengan satu kata yaitu “senyum”, tentu saja dengan memberikan senyum pada tempat dan suasana yang tepat, tidak kemudian berlebihan. Karena jika berlebihan, maka tentu orang lain akan menganggap anda kurang waras…lalu

tips menahan amarah...

Tips Meredam Marah
by Artikel, Renungan, Kisah Motifasi II on Friday, 04 February 2011 at 22:14

aslmmualaikum ..

Bagaimanakah cara kita untuk mengendalikan emosi kita, yang terkadang Kita sadar dan mampu untuk bersabar, tapi saat lain kita kurang mampu untuk menahan marah.



Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w. bersabda "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridlai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridlai" (H.R. Ahmad).



Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).



Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.



Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan :

1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim" "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk" (H.R. Bukhari Muslim).



2. Berwudlu. Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah" (H.R. Abud Dawud).



3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan"Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah" (H.R. Abu Dawud).



4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).



5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di

lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)



Wallahu a'lam bissowab, semoga membantu



Wassalammualaikum ..









by artikel inspirasi...

Antara Harapan dan Kenyataan.....

Antara Harapan dan Kenyataan

EPISODE 1 :

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Saat Fulanah masih seorang gadis, yang ada di benaknya dan yang kemudian menjadi tekadnya adalah keinginan menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Pendeknya, ingin emberikan yang terbaik bagi suaminya kelak sebagai jalan pintas menuju surga.



Tekad itu diperolehnya setelah mengikuti berbagai 'tabligh', ceramah, dan seminar keputerian serta membaca sendiri berbagai risalah. Bahkan banyak pula ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berkaitan dengan hal itu telah dihafalnya, seperti "Ar Rijalu qowwamuna alan nisaa'...","Faso- lihatu qonitatu hafizhotu lilghoibi bima afizhallah..." (QS. An-Nisa ayat 34). Juga Hadits :"Ad dunya ata', wa khoiru mata'iha al mar'atus sholihat." (dunia adalah perhiasan dan

sebaik-baik perhiasan adalah isteri sholihat). Atau, hadits "Wanita sholihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya. Begitu pula hadits "Jika seorang isteri sholat lima

waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja. (HR Ahmad dan Thabrani). Hadits yang berat dan seram pun

dihafalnya, "Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)



Figur isteri yang sholihat, taat, dan setia serta qona'ah seperti Kha- dijah r.a. benar-benar terpatri kuat di benak Fulanah dan jelas ingin ditirunya. Maka, tatkala Allah SWT telah menakdirkan ia mendapat jodoh seorang Muslim yang

sholih, 'alim dan berkomitmen penuh pada Islam, Fulanah pun melangkah ke gerbang pernikahan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga.



EPISODE 2



Tatkala Fulan masih menjadi seorang jejaka, ia sering membatin, ber-angan-angan, dan bercita-cita membentuk rumah tangga Islami dengan seorang

Muslimah sholihat yang menyejukkan hati dan mata. Alangkah bahagianya menjadi seorang suami dan seorang "qowwam" yang "qooimin bi nafsihi wa muuqimun lil ghoirihi" (tegak atas dirinya dan mampu menegakkan orang lain, terutama isteri

dan anak-anaknya). Juga menjadi 'imam yang adil' yang akan memimpin dan mengarahkan isteri dan anak- anaknya.



Alangkah menenangkannya mempunyai seorang isteri yang akan dijaganya lahir dan batin, dilindungi dan disayanginya karena ia adalah amanah Allah SWT yang telah dihalalkan baginya dengan dua kalimat Allah SWT. Ia bertekad untuk mempergauli isterinya dengan ma'ruf (QS An-Nisa:19) dan memperhatikan hadits Rasulullah SAW tentang kewajiban-kewajiban seorang suami. "Hanya laki-laki mulialah yang

memuliakan wanita." "Yang paling baik di antara kamu, wahai mu'min, adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya. Dan akulah (Muhammad SAW) yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isteriku." "Wanita seperti tulang rusuk manakala dibiarkan ia akan tetap bengkok, dan manakala diluruskan secara paksa

ia akan patah." (HR. Bukhari dan Muslim)



Fulan pun bertekad meneladani Rasulullah SAW yang begitu sayang dan lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah dengan ikut meringankan beban pekerjaan isteri seperti membantu menyapu, menisik baju dan sekali-sekali turun ke dapur seperti

ucapan Rasulullah kepada Bilal : "Hai Bilal, mari bersenang-senang dengan menolong wanita di dapur." Karena Rasulullah suka bergurau dan bermain-main

dengan isteri seperti berlomba lari dengan Aisyah r.a. (HR Ahmad), maka ia pun berkeinginan meniru hal itu serta menyapa isteri dengan panggilan lembut 'Dik' atau 'Yang'.



EPISODE-EPISODE SELANJUTNYA



Fulan dan Fulanah pun ditakdirkan Allah SWT untuk menikah. Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam.



Waktu pun terus berjalan. Dan walaupun tekad dan cita-cita terus membara, kini banyak hal-hal realistis yang harus dihadapi. Sifat, karakter, pembawaan, selera, dan kegemaran serta perbedaan latar belakang keluarga yang semula mudah terjembatani oleh kesatuan iman, cita-cita, dan komitmen ternyata lambat laun menjadi bahan-bahan perselisihan. Pertengkaran memang bumbunya perkawinan, tetapi manakala bumbu yang dibubuhkan terlalu banyak, tentu rasanya menjadi tajam dan tak enak lagi.



Ternyata, segala sesuatunya tak seindah bayangan semula. Antara harapan dan kenyataan ada terbentang satu jarak. Taman bunga yang dilalui ternyata pendek dan singkat saja. Cukup banyak onak dan duri siap menghadang. Sehabis meneguk

madu, ternyata 'brotowali' yang pahitpun harus diteguk. Berbagai masalah kehidupan dalam perkawinan harus dihadapi secara realistis oleh pasangan mujahid dan mujahidah sekalipun. Allah tak akan begitu saja menurunkan malaikat-malaikat

untuk menyelesai- kan setiap konflik yang dihadapi. "InnAllaha laa yughoyyiru maa bi Qoumin hattaa yughoyyiru maa bi anfusihim"



Ada seorang isteri yang mengeluhkan cara bicara suaminya terutama jika marah atau menegur, terdengar begitu 'nyelekit'. Ada pula suami yang mengeluh karena dominasi ibu mertua terlalu besar. Perselisihan dapat timbul karena perbedaan gaya bicara, pola asuh, dan latar belakang keluarganya. Kejengkelan juga mulai timbul karena ternyata suami bersikap 'cuek', tidak mau tahu kerepotan rumah tangga, karena berang- gapan "itu khan memang tugas isteri." Sebaliknya, ada suami yang kesal karena isterinya tidak gesit dan terampil dalam urusan rumah tangga, maklum sebelumnya sibuk kuliah dan jadi 'kutu buku' saja.



Fulan pun mulai mengeluh. Ternyata isterinya tidak se-"qonaah" yang diduganya, bahkan cenderung menuntut, kurang bersahaja dan kurang bersyukur. Fulanah sebaliknya. Ia mengeluh, sang suami begitu irit bahkan cenderung kikir, padahal kebutuhan rumah tangga dan anak-anak terus meningkat.



Seorang sahabat Fulan juga kesal karena isterinya sulit menerima keadaan keluargan. Sebab musababnya sih karena perbedaan status sosial, ekonomi dan adat istiadat. Kekesalannya bertambah-tambah karena dilihatnya sang isteri malas meningkatkan kemampuan intelek-tual, manajemen rumah tangga, serta kiat-kiat mendidik anak. Sebaliknya, sang isteri menuduh suaminya sebagai "anak mama" yang

kurang mandiri dan tidak memberi perhatian yang cukup pada isteri dan anak-anaknya. Belum lagi problem yang akan dihadapi pasangan-pasangan muda yang masih tinggal menumpang di rumah orang tua. Atau di dalam rumah mereka ikut tinggal kakak-kakak atau adik-adik ipar. Kesemua keadaan itu potensial mengundang konflik bila tidak bijak-bijak mengaturnya.



Kadang-kadang semangat seorang Muslimah untuk da'wah keluar rumah terlalu berlebihan. Tidak "tawazun". Hal ini dapat menyebabkan seorang suami mengeluh karena terbebani dengan tugas-tugas rumah tangga yang seabreg- abreg dan mengurus anak-anak. Selanjutnya, ada pula Muslimah yang terlalu banyak

menceritakan kekurangan suaminya, kekecewaan-kekecewaannya pada suaminya. Padahal ia sendiri kurang instrospeksi bahwa ia sering lupa melihat kebaikan dan kelebihan suaminya.



Ada suami yang begitu "kikir" dalam memuji, kurang "sense of humor" dan "sedikit" berkata lembut pada isteri. Kalau ada kebaikan isteri yang dilihatnya,

disimpannya dalam hati, tetapi bila ia melihat kekurangan segera diutarakannya. Bahkan ada pula pasangan suami-isteri yang memiliki problem "hubungan intim suami-isteri". Mereka merasa tabu untuk membicarakannya secara terus terang di

antara mereka berdua. Padahal akibatnya menghilangkan kesakinahan rumah tangga.



Kalau mau dideretkan dan diuraikan lagi, pasti daftar konflik yang terjadi di antara pasangan suami-isteri muda Muslim dan Muslimah akan lebih panjang lagi. Memang, persoalan-persoalan tidak begitu saja hilang. Rumah tangga tidak pasti

akan berjalan mulus tanpa konflik hanya dengan kesamaan fikrah dan cita-cita menegakkan Islam. Mereka yakni Fulan dan Fulanah cs tetap manusia-manusia biasa yang bisa membuat kekhilafan dan tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Dan

mereka pun pasti mengalami juga fluktuasi iman.



Pasangan yang bijak dan kuat imannya akan mampu istiqomah dan lebih punya kemampuan menepis badai dengan menurunkan standar harapan. Tidak perlu berharap muluk-muluk seperti ketika masih gadis atau jejaka. Karena, ternyata kita pun belum bisa mewujudkan tekad kita itu. Sebagai Muslim dan Muslimah hendaknya kita sadar, tidak mungkin kita dapat menjadi isteri atau suami yang sempurna seperti bidadari atau malaikat. Maka kita pun tentunya tidak perlu menuntut kesempurnaan

dari suami atau isteri kita.



"Just the way you are" lah. Kita terima pasangan hidup kita seadanya, lengkap dengan segala kekurangan (asal tidak melanggar syar'i) dan kelebihannya. Kita memang berasal dari latar belakang keluarga, kebiasaan, dan karakter yang

berbeda, walau tentunya dien, fikrah, dan cita- cita kita sama. Pada saat ghirah tinggi, iman dalam kondisi puncak, "Prima", semua perbedaan seolah sirna. Namun pada saat "ghirah" turun, iman menurun, semua perbedaan itu menyembul kepermukaan, mengganjal, mengganggu, dan menyebalkan. Akibatnya tidak terwujud sakinah.



Kiat utama mengatasi permasalahan dalam rumah tangga, tentunya setelah berdoa memohon pertolongan Allah SWT dan mau ber"muhasabah" (introspeksi), adalah

mengusahakan adanya komunikasi yang baik dan terbuka antara suami- isteri. Masalah yang timbul sedapat mungkin diselesaikan secara intern dulu di antara suami-isteri dengan pembicaraan dari hati ke hati. "Uneg-uneg" yang ada secara fair dan bijak diungkapkan.



Selanjutnya, yang memang bersalah diharapkan tidak segan-segan mengakui kesalahan dan meminta maaf. Yang dimintai maaf juga segera mau memaafkan dan

tidak mendendam. Masing-masing pihak berusaha keras untuk tidak mengadu ke orang tua, atau orang lain. Jadi tidak membongkar atau membe- berkan aib dan kekurangan suami atau isteri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tidak membanding-bandingkan suami atau isteri dengan orang lain, karena itu akan menyakitkan pasangan hidup kita. Setelah itu, masing-masing juga perlu 'waspada'

agar tidak terbiasa kikir pujian dan royal celaan.



Jika terpaksa, kadnag-kadang memang diperlukan bantuan pihak ketiga (tetapi pastikan yang dapat dipercaya keimanan dan akhlaqnya) untuk membantu melihat permasalahan secara lebih jernih. Kadang-kadang "kacamata" yang kita pakai sudah begitu buram sehingga semua kebaikan pasangan hidup kita menjadi tidak terlihat, bahkan yang terlihat keburukannya saja. Orang lain yang terpercaya InsyaAllah akan bisa membantu menggosok 'kacamata' yang buram itu. Alhamdulillah ada yang tertolong dengan cara ini dan mengatakan setelah konflik terselesaikan mereka pun berbaikan lagi seperti baru menikah saja ! Layaknya !



Dengan berikhtiar maksimal, bermujahadah, dan bersandar pada Allah SWT, InsyaAllah kita dapat mengembalikan kesakinahan dan kebahagiaan rumah tangga kita, serta kembali bertekad menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan kita berumah tangga. Amiin yaa Robbal'aalamiin.



Wallahu a'lam bishowab.

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

by Renungan dan kisah inspiratif...

note ini hampir sama dengan novel catatan hari seorang istri by asma nadia...

tapi kenyataanna memang seperti ini, di pasar seringkali aku menjumpai seorang istri

sering curhat kepada lelaki lain, bukankah dia sudah bersuami kenapa tak curhat ke

suaminya saja?? da juga seorang istri yang menerima telepon dari lelaki yang bukan

suaminya dan ngobrol hal2 yang tak penting sedangkan suaminya sedang sakit, ibuku

hanya bilang kenapa kog harus di layani ya?? bukankah ini akan membuat rumah tangga

jadi ga tentram, padahal umurnya juga ga muda lagi lho ngonoku ngo po? urip mung

sepisan kenapa harus di buat macam2? gitu kata ibu...sering ku lihat banyak

orang-orang gila di pasar dan hampir kebanyakan usia relatif masih muda...kemaren

aku juga dengar dari adeku yang abis observasi di rumah sakit jiwa solo, kebanyakan

pasiennya adalah perempuan muda yang kebanyakan karena masalah rumah tangga...

sedangkan di sekolah aku lihat ada wali murid yang begitu bangga menceritakan bahwa

ia sudah mengurung anaknya di kamar mandi dan setiap hari loyal sekali membicarakan

keburukan istrinya...astagfirullah...

aku harap aku tak mendengar kisah-kisah tak menyenangkan ini dari mbkyu2ku, dari

diriku atau dari sahabat-sahabatku...aku ingin dengar kisah bahagia kalian...harapku

semoga hati kalian selalu terjadi untuk pasangan kalian, semoga cinta selalu di

limpahkan dalam hati masing-masing sehingga tetap setia sampai dunia akhirat...

happy wedding untuk semua sahabatku yang telah menemukan cinta sejatina, telah

melakukan ikrar suci dengan Sang Pemilik Cinta...semoga cinta kalian senantiasa di

lindungi satu dengan yang lainnya...

bahagiamu...bahagiaku...sobat...

Ya ALLAH isilah Hatiku dengan CintaMu...
Baikan Rejekiku...
Elokkan Pekertiku...
Agar Aku Bisa membahagiakan orang yang kelak KAU jodohkan denganku...
Siapa Dia? Bolehkah Aku Berharap Dia Adalah Orang bertahta di hatiku saat ini...
Bolehkah Aku meminta???
Tapi Andai ENGKAU berkehendak Lain...Aku Mohon Kuatkan Hatiku...